Ini adalah percakapan gue dengan dua orang
teman gue di gereja, pada hari yg sama.
Percakapan pertama
dengan teman laki-laki gue.
Teman gue: “Het,
bantu gih. Ayo marhobas. Itu tuh makanannya bagiin!”
Gue: “Gak ah”
*muka mulai bete*
Teman gue: “Ayo
cewe harus marhobas”
Gue: “Lah lo juga
ayo”
Teman gue: “Gue
kan cowo mana boleh”
Gue akhirnya bete
dan bertanya dalam hati “Siapa yg gak bolehin? Pasti adat deh”
Percakapan kedua
dengan teman perempuan gue
Gue: “Gue bingung
deh knp cewe terus yg harus marhobas? emang kalo cowo knapa?”
Teman gue: “Emang
udah adat lah cewe yg harus marhobas”
Gue asli ga
terima, katanya emansipasi tapi mana? emansipasi sepertinya belum ada di batak
ya.
Gue pun bercerita
dengan mama gue. Mama gue bilang wanita di batak memang begitu. Tapi, kalo
wanita batak di pihak suami, kita memang dihormati. Tapi bila wanita di pihak
istri memang kita yg harus marhobas.
Jujur, gue
sebenarnya tidak terima dengan perlakuan tersebut. Menurut gue, semua harus
adil baik laki-laki maupun wanita.
· Banyak yang bilang wanita harus bisa
melakukan pekerjaan rumah inilah itulah supaya mertua kamu senang sama kita.
Mungkin gue bukan tipe wanita yang setuju “agar mertua suka, kita harus bisa
ini itu”.
Pertanyaan gue
“Kapan wanita bisa bekerja kalo harus bekerja di rumah saja?”
· Wanita tidak seharusnya mengambil
pendidikan sampai mempunyai gelar Doktor karna takut kebanting dengan suaminya.
Pertanyaan gue
“Apa wanita tidak boleh maju untuk menggapai impian? semua orang berhak membuat
impian nya menjadi nyata baik laki-laki maupun pria”
· Anak yang dikandung selama 9 bulan dan
dilahirkan dari rahim seorang wanita akan meneruskan marga dari ayahnya.
Pertanyaan gue
“Apa adat yang menentukan bahwa seorang anak harus mengikuti marga dari
ayahnya, bukan ibu yang melahirkannya sampai mengorbankan hidup dan matinya?”
Banyak juga wanita
yang terima-terima saja dengan perlakuan semua itu.
Ya, ini hanya curahan
hati gue saja. Gue sebagai wanita tidak ingin bila kelak hanya dijadikan
pajangan di rumah saja bila suami gue di rumah, berhenti dari kerjaan bila
sudah menikah nanti, ingin sekolah setinggi-tingginya dan menggapai cita-cita gue.
Kalaupun soal sinamot
(wanita dibeli) dan seorang anak yang dilahirkan dari seorang wanita harus
mengikuti marga dari ayahnya memang wajar bila itu adalah tradisi tapi soal
wanita terus yg marhobas hmmmmm .......
No comments:
Post a Comment