Wednesday, March 20, 2019

Kartini (belum) di Batak

Ini adalah percakapan gue dengan dua orang teman gue di gereja, pada hari yg sama.

Percakapan pertama dengan teman laki-laki gue.
Teman gue: “Het, bantu gih. Ayo marhobas. Itu tuh makanannya bagiin!”
Gue: “Gak ah” *muka mulai bete*
Teman gue: “Ayo cewe harus marhobas”
Gue: “Lah lo juga ayo”
Teman gue: “Gue kan cowo mana boleh”
Gue akhirnya bete dan bertanya dalam hati “Siapa yg gak bolehin? Pasti adat deh”

Percakapan kedua dengan teman perempuan gue
Gue: “Gue bingung deh knp cewe terus yg harus marhobas? emang kalo cowo knapa?”
Teman gue: “Emang udah adat lah cewe yg harus marhobas”
Gue asli ga terima, katanya emansipasi tapi mana? emansipasi sepertinya belum ada di batak ya.

Gue pun bercerita dengan mama gue. Mama gue bilang wanita di batak memang begitu. Tapi, kalo wanita batak di pihak suami, kita memang dihormati. Tapi bila wanita di pihak istri memang kita yg harus marhobas.

Jujur, gue sebenarnya tidak terima dengan perlakuan tersebut. Menurut gue, semua harus adil baik laki-laki maupun wanita.
·        Banyak yang bilang wanita harus bisa melakukan pekerjaan rumah inilah itulah supaya mertua kamu senang sama kita. Mungkin gue bukan tipe wanita yang setuju “agar mertua suka, kita harus bisa ini itu”.
Pertanyaan gue “Kapan wanita bisa bekerja kalo harus bekerja di rumah saja?”
·        Wanita tidak seharusnya mengambil pendidikan sampai mempunyai gelar Doktor karna takut kebanting dengan suaminya.
Pertanyaan gue “Apa wanita tidak boleh maju untuk menggapai impian? semua orang berhak membuat impian nya menjadi nyata baik laki-laki maupun pria”
·        Anak yang dikandung selama 9 bulan dan dilahirkan dari rahim seorang wanita akan meneruskan marga dari ayahnya.
Pertanyaan gue “Apa adat yang menentukan bahwa seorang anak harus mengikuti marga dari ayahnya, bukan ibu yang melahirkannya sampai mengorbankan hidup dan matinya?”

Banyak juga wanita yang terima-terima saja dengan perlakuan semua itu.
Ya, ini hanya curahan hati gue saja. Gue sebagai wanita tidak ingin bila kelak hanya dijadikan pajangan di rumah saja bila suami gue di rumah, berhenti dari kerjaan bila sudah menikah nanti, ingin sekolah setinggi-tingginya dan menggapai cita-cita gue.
Kalaupun soal sinamot (wanita dibeli) dan seorang anak yang dilahirkan dari seorang wanita harus mengikuti marga dari ayahnya memang wajar bila itu adalah tradisi tapi soal wanita terus yg marhobas hmmmmm .......



No comments:

Post a Comment

Sedih akutuh

Hari ini harusnya bisa beli sarapan nasi uduk dan udah bawa nasi (tok) tapi warung nasinya tutup :( yaudah berangkat gitu aja siapa tau di j...